Jangan Panik, Ini Cara Menghadapi Debt Collector Gadungan
Marikupas - Kejadian debt collector gadungan baru-baru ini terjadi. Pelaku bahkan juga beli data kreditur di program, dibayar hanya Rp 150,000 agar bisa memperlancar aksinya. GMB alias Preso sehabis terima data, karena itu ia mengikuti rutinitas sasarannya. Dengan modal surat perintah palsu, ia dapat membuat pemilik motor menjadi panik dan mengikuti ke lokasi yang dikehendaki pelaku. Pada akhirnya, insiden motor dibawa kabur saat korban turut ke lokasi yang dikehendaki pelaku. Pastinya jika sudah seperti ini, bakal susah menyelesaikan permasalahannya, motor telah diambil.
Yulian Warman, Group Function Committee Leader Communication and ESG Astra Financial menjelaskan, untuk pemilik motor, pastikan tidak panik jika ada orang yang mengatakan sebagai debt collector. Disamping itu, menurut Yulian jika ada kreditur yang mandet, umumnya dikunjungi dahulu oleh pegawai leasing, bukan debt collector. Karena itu, jika mendadak dikunjungi debt collector walau sebenarnya telah bayar, perlu dicurigai. "Untuk konsumen, pas ia datang, dapat katakan minta maaf bapak dari tempat mana, jika betul dari jasa penagih, bisa dapat infonya, surat resminya," kata Yulian.
Jika ia dapat memberikan surat resmi, agar tambah meyakinkan, dapat meminta sertifikasi khususnya untuk penagihan. Asosiasi penagih mengeluarkan sertifikasi untuk meminta, menjadi tidak asal-asalan. "Jika andaikan ia dapat data pelanggan, tidak jelas darimanakah, itu dapat ditolak," kata Yulian. Jika ingin semakin aman, dapat segera diantarkan saja ke kantor atau pos polisi paling dekat. Pasti jika betul ingin meminta, tidak berkeberatan jika dilakukan ada saksi dari pihak kepolisian.
Debt Collector Gadungan Diamankan Polisi
Baru saja insiden debt collector gadungan di Depok yang meresahkan pada akhirnya ketangkap. Pernyataannya, ia beli beberapa data nasabah kredit motor dengan harga Rp 150,000 dan ia menjadikan sasaran. Usai tentukan sasarannya, GMB alias Preso langsung memperhatikan korban. Kemudian ia mendekati sambil bawa surat leasing palsu bikinannya untuk memberikan keyakinan korban. Preso dan korban bawa motornya ke pool leasing di area Sukmajaya. Hanya sampai di situ, tersangka langsung kabur bawa motor korban.
Satu perihal yang pantas jadi perhatian ialah bagaimana bisa data nasabah kredit motor dapat diperjualbelikan. Walau sebenarnya didalamnya mulai sampai alamat rumah, kantor, dan lain-lain. Menyikapi peristiwa itu, Denny Riza, Direktur Kredit, Collection dan Legal Officer Adira Finance menjelaskan, pihaknya tidak memberi data pelanggan pada pihak luar. "Adira benar-benar jaga kerahasiaan data pelanggan. Adira cuma bekerja sama dengan perusahaan jasa penagihan resmi dan telah bersertifikat SPPI," kata Denny.
Terkait aplikasinya seperti apakah dan mekanisme datanya bagaimana, tersangka pilih tidak memberi informasi lebih detil. Mudah-mudahan permasalahan semacam ini dapat selekasnya terselesaikan, untuk keamanan pelanggan motor kredit.