Terungkapnya Kebohongan Israel Untuk Bombardir Gaza
Marikupas - Semenjak gempuran pertama kalinya Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, negara itu dipandang sudah banyak menebarkan kebohongan dan informasi yang keliru cuma untuk benarkan genosida yang sudah dilakukan.
Israel dirasa menggalang simpati global dengan menyebutkan mereka sebagai korban atas gempuran militan Palestina, Hamas.
Yang paling mencemaskan yaitu klaim Israel untuk membenarkan gempurannya pada rumah sakit di Gaza, yang disebut tempat berlindung untuk beberapa pengungsi Palestina.
Pimpinan Israel, Benjamin Netanyahu berusaha merangkai perjuangan perlawanan Palestina sebagai tindakan teroris.
Dikutip dari Aljazeera, berikut kebohongan Israel terkait gempuran rumah sakit di Jalur Gaza di Palestina.
Israel Benarkan Gempurannya Pada Rumah Sakit
Israel ajukan klaim yang berusaha untuk benarkan gempuran pada rumah sakit di Gaza, terutama Rumah Sakit Rantisi dan gempuran yang berjalan pada Rumah Sakit Al-Shifa, sarana klinis paling besar di Gaza.
Termasuk perkiraan Israel akan ada infrastruktur Hamas, termasuk terowong, di dekat Rumah Sakit Rantisi.
Tetapi, klaim itu dibantah keras oleh Hamas, petinggi kesehatan Palestina, tokoh warga, dan LSM.
Bukti video memperlihatkan jika terowong bawah tanah yang diartikan sebetulnya ialah sumur untuk kabel listrik dan internet yang melayani wilayah perumahan disekitaran rumah sakit.
Israel selanjutnya mengakui jika ruangan bawah tanah Rumah Sakit Rantisi ialah tempat operasional Hamas.
Tetapi, petinggi kesehatan memperlihatkan jika ruangan bawah tanah merupakan sisi standar dari sarana yang berperan sebagai ruangan penyimpanan beberapa obat dan tempat administrasi untuk rumah sakit.
Disamping itu, Israel mengklaim kamar mandi dan dapur yang ditemukan di ruangan bawah tanah dengan mengkritik Hamas menahan korban di situ.
Hamas lalu menentang tuduhan itu, dengan alasan jika sarana di tempat yang ditujukan untuk staff dan administrasi rumah sakit ialah hal yang normal.
Tentara Israel memberikan laporan temukan kertas pada dinding ruangan bawah tanah yang berisi beberapa nama anggota Hamas. Tetapi, rekaman video yang tersebar cuma menujukkan hari-hari dalam satu minggu, yang dicatat dengan bahasa Arab.
Pada sebuah pengakuan, Hamas menerangkan jika itu hanya hari-hari dalam satu minggu, yang dipakai oleh masyarakat sipil yang berlindung di dalam rumah sakit untuk mengidentifikasi beberapa hari invasi Israel.
Baca Juga: